Beberapa objek wisata baru saja mengucapkan selamat tinggal setelah lebih dari empat dekade. Seaview Wildlife Encounter, yang sebelumnya bernama Flamingo Park, telah hilang dan tidak ada jalan untuk kembali lagi setelah 44 tahun. Taman satwa liar di Ryde di Pulau Wight, yang dikelola oleh sebuah keluarga, mengumumkan akan ditutup pada hari Minggu karena sejumlah 'faktor internal dan eksternal'.
Mengapa Ditutup?
Pemiliknya menyebutkan sifat musiman dari bisnisnya dan meningkatnya tekanan peraturan sebagai alasan mereka menutup toko. Mereka juga menyuarakan kekhawatiran bahwa akan ada lebih banyak undang-undang dan peraturan yang mengatur taman satwa liar, yang mana hal ini sangat sulit dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Masalah-masalah ini ditambah dengan meningkatnya biaya operasional dan tidak adanya pengunjung untuk membantu membayar biaya taman membuat taman tersebut sulit untuk dipertahankan.
Sejarah Pelestarian Satwa Liar
Pendirinya Peter dan Margaret Adams mendirikan taman ini pada tahun 1971, awalnya dikenal sebagai Taman Flamingo hingga namanya berubah menjadi Seaview Wildlife Encounter pada tahun 2010. Taman ini berkembang menjadi atraksi populer selama bertahun-tahun bagi pengunjung untuk melihat lebih dekat berbagai hewan, seperti meerkat. , walabi, flamingo, pelikan, dan berang-berang — dan tentu saja penguin Humboldt yang selalu populer. Atas dedikasinya terhadap konservasi dan pendidikan satwa liar, taman ini telah menerima banyak penghargaan serta penonton setianya.
Orang-orang yang datang ke toko dan penduduk setempat lainnya mengungkapkan gelombang kesedihan dan nostalgia atas penutupan mendadak tersebut. Kami mengundang para pembaca untuk berbagi kenangan mereka tentang taman ini dan ada beberapa penghormatan yang luar biasa, yang menggarisbawahi esensi dan semangat khusus yang sama yang menawarkan begitu banyak kegembiraan bagi keluarga selama dekade-dekade tersebut. Sejak saat itu, halaman Facebook taman tersebut dibanjiri dengan ucapan duka dan belasungkawa untuk institusi Waterloo Road.
Masa Depan Hewan
Penghuni taman akan selalu menjadi prioritas dalam hal kesejahteraan. Pemilik lahan telah meyakinkan bahwa semua burung dan hewan “akan dipindahkan ke lingkungan yang sesuai.” Dan akan ada rumah jompo kelas atas untuk penguin rematik ikonik Dippy, yang memakai sepatu buatannya sendiri. Kami saat ini berupaya memastikan setiap hewan dapat dipindahkan ke tempat di mana mereka dapat terus hidup dengan baik.”
Dampak terhadap Pariwisata Lokal
Pulau ini kehilangan daya tarik wisata yang besar dengan ditutupnya Seaview Wildlife Encounter. Kemungkinan besar penduduk dan wisatawan akan merindukan salah satu atraksi utama pulau ini. Taman-taman yang lengkap cenderung berbeda satu sama lain berkat pengalaman lebih interaktif yang dapat mereka berikan, yang akan membuat banyak orang mencari taman terdekat sebagai destinasi yang wajib dikunjungi. Penutupan taman tersebut kini dapat menimbulkan dampak ekonomi bagi bisnis lokal yang mendapat keuntungan dari banyaknya wisatawan.
Melihat ke Depan
Pemilik Seaview Wildlife Encounter mengatakan penutupan ini 'pahit manis' namun berharap kenangan akan hal itu akan terus diingat selama bertahun-tahun setelah mengumumkan rencana penutupan bulan lalu. Mereka mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus kepada pengunjung dan anggota staf yang telah menjadikan taman ini sukses. Saat hewan-hewan berpindah ke rumah baru, Seaview Wildlife Encounter tetap hidup dalam kenangan orang-orang yang membantu perjalanan mereka.
Penutupan taman menyoroti kesulitan atraksi milik keluarga di tengah kondisi yang semakin menantang secara ekonomi dan peraturan. Hal ini menekankan perlunya mendukung bisnis lokal dan upaya konservasi untuk menyelamatkan lembaga-lembaga tercinta tersebut untuk anak cucu.